Berkabung
Posted 28 Januari, 2008
on:- In: Puisi
- 8 Comments
Oleh: Hujan
Tiga generasi, keluargaku terpaksa melata
Tiga generasi, keluargaku tak punya marwah
Tiga generasi, keluargaku tak bisa hidup bebas
menikmati hari-hari yang cerah dan udara merdeka!
Selama itu, aku coba tenangkan diriku,
Mencoba iklas dan berdamai pada keadaan
Memaksa lupakan, kegetiran masa silam
-Aku hampir berhasil menjadi manusia baru yang bebas dari masa lalu-
Namun, ketika ingatan itu kembali lagi,
Ketika suara-suara yang terbungkam itu mengiang di telinga kanan dan kiri
Aku semakin yakin; memang tak mudah untuk mengubur sejarah
Dan memang mustahil untuk berdamai dengan masa lalu
Minggu siang aku dipaksa untuk mengingat kembali
Melalui corong-corong radio dan televisi
Melalui lembaran halaman koran yang tak pernah memberikan aku kejelasan,
Melalui himne lagu puji-pujian gugur bunga
Aku berpikir, bagaimana bisa, lupa datang dengan begitu gampang
Tiga generasi duka dan nestapaku terjadi
Dua-empat hari aku dipaksa melupakan semuanya
Sekian luka sayatan di sekujur tubuhku bersaksi
Tak akan mudah bagiku memaafkan semuanya
Sekarang, bunga benar-benar gugur
Himne puji-pujian habis semua dinyanyikan
Pelayat akan meninggalkan tanah pekuburan
Tapi aku, tetap tak bisa menguburnya jauh di dalama ingatan
Wahai! Mungkin, jikalau gugur bunga adalah sesuatu yang pasti terjadi, maka aku hanya bisa memafkan sejarah
Namun, sebagai manusia yang terluka, aku tak bisa lagi menerima bisa
Biar ke pengadilan tuhan, tetap ku tuntut bela jua!
27 Januari 2008
8 Tanggapan to "Berkabung"
ya memang..kita tidak bisa berharap apapun di dunia ini..maksudnya minta kepada manusia lain untuk melakukan sesuatu yang menurut kita adalah atas nama keadilan. buat Tuah yang atheist, aku mendingan berharap ke Tuhan supaya apapun kejadiannya, Tuhan lebih Maha Adil. Sepertinya ironis ketika hukum itu belum disempat dimakan oleh si mantan presiden, kemudian dia meninggalkan begitu saja. Memang Memang, Tuhan memiliki rahasia lain, dan tidak sedikitpun manusia bisa mengetahui. -ada tuh di Quran
met numpang tidur, dn bermimpi hujan deras…,alias timur,alias jacko,alias minke,alias …alias…politikus
rain is beautiful like tears of angel…
ga usah kuatir tuah, keadilan tuhan akan tetap menuntut di manapun dia berada….
halo hujan…. sajaknya bagus kok, mungkin cuma butuh perluasan metafora saja…
tapi klo blalang lihat, sih bahasa jernih..
mungkin baik juga klo di coba dengan memadatkan kata dalam tiap baitnya,
coba baca sajak2 inezdikara. kayaknyabagus untuk referensi deh
hehehe, puisinya keren euy, ditunggu karya2 yg lain
1 | zu
29 Januari, 2008 pada 11:11 am
kepanjangan nih tuah, kalo loe bisa meminimalkan pembaziran kata2 di sini pasti lebih sip dong. tapi, aku suka ama ceria puisi ini… jadi ingat ama tragedi yang berlaku di Aceh kemaren….