hujan deras

Fitna, dan Samuel Huntington

Posted on: 2 April, 2008

CATATAN SIANG

Oleh: Tuahta Arief

Jakarta, myRMnews. Dunia semakin digiring menuju peradaban baru! Seperti yang diramalkan Samuel Huntington, untuk menuju itu, harus ada yang mengalahkan dan ada yang dikalahkan.

Dalam teori ‘clash of civilization’-nya Huntington membagi tiga peradaban raksasa yang menjadi sumber kekuatan dunia. Hancurnya kekuatan komunis pada tahun 1990 menandakan jarak antara Barat dan Islam untuk saling berhadapan semakin dekat.

Sebenarnya apa yang dikonsepkan Huntington sebagai sebuah benturan antar peradaban hanya sekadar ekspresi alamiah kaum realis ketika melihat hubungan Barat-Islam. Kaum realis yang selalu berfokus pada perimbangan kekuatan (balance of power) dan faktor ancaman (threat perception) memang tak lelah mencari gara-gara.

Sejak jatuhnya Uni-Soviet dan negara satelitnya, dunia Islam adalah satu-satunya kekuatan yang nyata dan patut diperhitungkan dunia Barat. Ketika semua musuh sudah tak tersedia, Barat dan Islam yang memang sudah memiliki sejarah kelam, akhirnya harus bertemu berhadapan di medan perang.

Barat kemudian menyusun sejumlah skenario yang kemudian dirangkai untuk melemahkan konstruksi Islam dari dalam. Konflik Timur Tengah, penjajahan negara Islam, hingga pemiskinan struktural termasuk sengketa sejarah Sunni-Syiah, menjadi senjata untuk melucuti kekuatan Islam secara konkret.

Alhasil, setelah sukses dengan pecah-belahnya, Barat dengan mudah bisa masuk menyusup ke dalam Islam sebagai juru selamat. Berbagai ajaran bahkan dogma baru kemudian dijadikan pembenaran untuk memperlebar jarak perbedaan di kalangan Islam. Akhirnya, setelah masuk dan bermutasi, skenario baru kemudian muncul; Islam=Teror!

Tragedi 11 September kemudian dijadikan pintu masuk untuk melegalkan stigma: “Islam adalah teror”. Dari peristiwa itu, Barat memiliki alasan kuat untuk memukul Islam secara frontal. Satu per satu negara Islam dilucuti dan dipaksa belajar demokrasi. Mulai dari Taliban di Afghanistan, Irak dan sekarang targetnya adalah Iran.

Dalam kampanyenya, Georg W Bush meluncurkan slogan “War Against Terrorism” yang artinya adalah perang melawan Islam. Sebuah perang, dimana yang menjadi sasarannya adalah hantu ciptaan Barat, yakni Islam.

Maka kasus pemuatan karikatur penghinaan Nabi Muhammad di Jyllands Posten yang terjadi 2006 lalu semata-mata adalah salahsatu upaya memancing kemarahan dunia Islam. Barat ingin mempertegas kepada seluruh umat manusia di dunia, bahwa, hantu ciptaan mereka akan bangkit dari kubur dan segera memberikan perlawanan.

Meski timbul reaksi yang kadang terlihat berlebihan akibat penghinaan terhadap Nabi Muhammad, namun, Islam agaknya memilih enggan bertemu langsung dengan Barat di medan perang. Islam yang secara harfiah diartikan sebagai jalan damai, memilih tidak berkonfrontasi dengan Barat yang memuja Kurt Westergaard, sang Ilustrator.

Namun belum hilang luka hati atas penghinaan itu, penghinaan tak kalah dahsyatnya kembali diluncurkan barat untuk memprovokasi Islam agar mau turun ke medan laga. Fitna karya Geert Wilders seakan sengaja membuka luka lama antara Barat dan Islam. Film berdurasi tak lebih dari 16 menit itu seakan membentangkan kembali luka yang pernah terjadi sejak Pre-Dark Age berlangsung di Barat.

Yang jelas Fitna yang sekarang dengan bebas dapat ditonton siapa saja barangkali akan menjadi babak baru dalam cerita benturan peradaban. hta

Sumber: www. myrmnews.com,  Selasa, 01 April 2008, 11:17:43 WIB

4 Tanggapan to "Fitna, dan Samuel Huntington"

Barat ( the great satan, Amerika ) itu sebegitu takutnya dengan kekuatan Timur ( baca : islam ) karena tak ada lagi musuh besar semenjak uni sovyet terpecah belah dan hancur. Anehnya ketika Ahmadinejad Presiden Iran punya opini untuk menghapus peta Israel dari muka bumi dan mengadakan konferensi tandingan di Iran yang mengatakan bahwa holocaust itu tak pernah ada, Amerika begitu kentara sangat kebakaran jenggot. Sehingga Bush pun ingin menghancurkan Iran yang sedang giat mengadakan program nuklir damai. AS memang tak pernah berhenti mengacau di dunia Islam, contohnya ketika perang Iran Irak tahun. Kerusuhan Sunni- Syiah di Irak , lalu teror di KAbul Afghanistan. AS bertaburan dan belepotan darah kaum muslimin di Palestina. Negara-negara Arab kaya minyak / petro dollar hanya sedikit reaksi, bahkan tak membela sedikitpun, hanya mensponsori perdamaian semu antara israel dan fatah diwakili oleh Bush wanita, Menlu Amerika sekarang Condolezza Rice. AS tak pernah berhenti untuk menghancurkan dan mengadu domba di mana saja, contohnya di Afganistan, Irak, Darfur Sudan. kalau mereka begitu kalang kabut dan dendam kesumat yang memuncak pada opni Ahmadinejad soal holocaust, mengapa mereka diam saja saat melihat pembantaian yang dilakukan Israel di PAlestina, Irak,dll ? Bukankah itu standar ganda , mendegungkan kebebasan tetapi mengapa di saat yang sama mengkerangkeng kebebasan ? Holocaust sebegitu sucinya seolah menjadi Kitab Suci barat, tak bisa diganggu gugat, menandingi kesucian Bibel? Aku sangat salut sama Iran yang survival dan berani melawan tantangan Amerika, melawan kekuatan BArat. Hanya Iran saja yang mampu melakukan itu, karena Arab saudi dan negara Islam lainnya berada di ketiak barat. bahkan Indonesia menohok iran di PBB tentang nuklir iran. Ah, rupanya SBY sangat takut kehilangan pamornya di mata Amerika atau takut kehilangan sumbangan ekonomi yang sangat besar dari Amerika.
berabad-abad thesis samuel huntington tentang clash of civilization seolah terbukti kebenarannya…begitulah barat/ Amerika gembongnya menghancurkan dunia timur/islam, karena tak ada lawan lagi setelah Sovyet hancur lebur.

timur…. mampir yah ke; http://yusako.blogspot.com/2008/09/pr-masih-ada-niyh.html

ada PR buatmu… salam selalu… hehehe..makasihh….

Sudah waktunya kita ikuti jejak Iran untuk menentang Amerika. Dengan kekayaan yang cukup untuk menghidupi negara kita sendiri, kenapa kita muti takut dengan Amerika. Malah membiarkan gunung emas di Papua di jarah oleh antek-antek Yahudi tersebut.

Amerika bukannya memberikan sumbangan ekonomi. Pada kenyataannya, dia justru menanam bom waktu kemiskinan pada Indonesia. Jika saja pemerintah Indonesia mau menggantikan penggunaan BBM (Minyak, yang dikuasai perdagangannya oleh Amerika) untuk penyediaan energi listrik di Indonesia, saya pikir Indonesia tidak akan terpuruk dalam kemiskinan.

Dana yang dikeluarkan oleh pemerintah paling banyak adalah untuk penyediaan BBM. Dan penggunaan BBM itu paling banyak untuk menyediakan Listrik!
Jika saja pemerintah mau menggunakan energi nuklir sebagai pengganti BBM, maka negera kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang begitu besar untuk menyediakan energi listrik. Dari situ pemerintah bisa mengalokasikan dana yang tersedia untuk memperbaiki pendidikan dan kesehatan masyarakat Indonesia.

Namun pemerintah nampaknya masih takut dengan tekanan dari Barat (Amerika), untuk membangun instalasi nuklir di Indonesia.

Memang benar islam adalah teror tapi islam yang mana islam 100% apa islam sambal contoh: Gera’an-Gera’an ISLAM JAMAAH/DI-TII-NII mereka tak menyadari bahwa dirinya itu islam yang dibawakan Nabi besar muhammad S.A.W yang membawa kedamaian dan tidak melakukan langkah -langkah kekerasan dan anarkis, tapi kok masih saja melakukan serangkain aksi peledakan bom dan penculikan berkedok pengajian/pesantren….?

Tinggalkan komentar

Laman

Link

Laci bulukan

Blog Stats

  • 188.321 hits